Subscribe:

Ads 468x60px

Featured Posts

  • Blockquote

    TP-Link TL-WA5210G

  • Markas 21

    Tentang Markas 21

  • Vicaris Vacanti Vestibulum

    Sed dignissim mauris nec velit ultrices id euismod orci iaculis. Aliquam ut justo id massa consectetur pellentesque pharetra ullamcorper nisl...

Kamis, 01 September 2011

TP-Link TL-WA5210G

2.4GHz High Power Wireless Outdoor CPE
TL-WA5210G



Wah ini dia alat wifi outdoor pertama saya. murmergus, 3M alias murah meriah bagus dan Murah Meriah Muntah. haha.
TP-Link seri ini merupakan seri outdoor wifi dari Tp-link produsen perangkat network yang berasal dari negara tirai bambu tersebut pada sejatinya mengeluarkan model ini untuk CPE (Customer Promise Unit) alias buat klien wifi.

TP-Link WA-5210G

bagian belakang bawah


Kelebihan alat ini adalah :
1. Murah dan Terjangkau
2. Banyak Fitur
3. Power Besar
4. Antena Internal yang sangat sensitif.+ Eksternal Antena Port
5. Outdoor, Weather Proof dengan internal antipetir
6. Support PoE, jadi listrik disalurkan melalui kabel LAN

apa lagi yang anda mau ?

Untuk lebih lengkapnya, anda bisa berkunjung ke situs TP-Link berikut linknya
http://www.tp-link.com/en/products/details/?categoryid=216&model=TL-WA5210G



Salah Satu pengaplikasian alat ini :

siap dipasang outdoor

Meski Peruntukan utama untuk Penerima Wifi (Klien), tetapi alat ini tetap mampu menjadi pemancar wifi.

Alat ini mendukung 3 Mode Utama :
1. AP (AP, Client, Bridge, Universal Repeater, Repeater)
2. AP Client Router (Sebagai klien wifi + fungsi router)
3. AP Router Mode (sebagi router bagi modem seperti Fastnet/Speedy)

Apabila ingin digunakan sebagai pemancar, saran saya gunakan antena eksternal karena antena internal model ini adalah antena directional (searah) yang memancar dengan sudut lebar skitar 60 derajat saja. Disarankan untuk menggunakan Antena Omni yang mempunyai daya pancar 360' Derjat (sekeliling lingkaran).
Masalah adalah timbul disini, banyak ditemukan kejadian pada model ini dimana port eksternal malah membuat drop sinyal, alhamdullilah punya saya normal alias port eksternal antena berfungsi dengan layak.

Gambar semua hasil nyomot dari Google, Credit To Original Uploader.

Patriot Box Office Core

Patriot Box Office Core adalah media player standalone yang bisa memainkan file multimedia yang biasa digunakan di PC. Beberapa bulan lalu saya membeli benda ini setelah melalui pemikiran panjang dan nabung panjang tentunya.
Karena malas foto-foto maka foto saya ambil dari site techpowerup.com

Tampak Luar Dus
Apa saja sih isinya?

- Kabel RCA
- Kabel HDMI
- Remote Control (baterai termasuk)
- Adaptor
- Buku Panduan dan CD Software
dan
- Tentu Unit PBOnya sendiri

Si mungil Sexy PBO Core

Alat ini luar biasa memang, berhasil membuat saya jarang menyalakan PC kalau hanya sekedar untuk mendengar musik atau menonton film. Alat ini mampu memainkan film dengan format Full HD resolution yang menjadi favorit saya sekarang ini. Alat ini sangat cocok di padu padankan dengan LCD TV, Gambar jernih, suara menggelegar (kalau anda punya Home Theater tentunya)

Keunggulan alat ini bagi saya adalah :
1. Bisa memuat harddisk internal ukuran 2.5" (hdd laptop)
2. Alternatif firmware OS dari merk lain yang harganya lebih mahal.
3. Bisa hampir memainkan semua file multimedia dalam PC saya.
4. Harga yang sangat terjangkau tentunya dengan fitur seabrek-abrek.

Kekurangannya adalah harddisk internal 2,5" masih cenderung mahal dibanding harddisk desktop 3,5". hal ini saya akali dengan membeli USB Docking HDD 3,5" lalu saya colok ke slot usb PBO dan saat ini berjalan lancar menemani saya menonton Film dan TV Series Favorit saya.

HDD Triple Docking


Semenjak pertama membeli, saya tidak pernah menggunakan firmware bawaan dari Patriot karena menurut saya tampilannya basi dan kaku. Alternatif saya menggunakan firmware ACRBO atau MedeBO. Favorit saya adalah MedeBO karena lebih stabil dan ringan. Berikut sekilas tampilannya melalui video YouTube : thanks to original Uploader


Silahkan liat video diatas, keren bukan? hehehe...
Jika anda tertarik melakukan hal yang sama silahkan berkunjung ke halaman ini
http://patriot-box-office.wikidot.com/pbo-alternative-custom-firmwares
PERHATIAN : Flashing firmware Alternative bisa membatalkan garansi dan tidak cocok untuk pemula. silahkan dibaca dulu info dari wikidot.com tersebut sebelum melalukan flashing.

Markas 21.Net RT/RW Net [alpha pre launch]

Masih dalam suasana lebaran di rumah dan akhinya saya memutuskan untuk mengudara juga, masih seperti yang sudah dijelaskan diawal ini adalah penyaluran hobi saya dibidang komputer, kali ini lagi tertarik dengan jaringan wireless rt/rw net. iseng-iseng berhadiah, iseng bagi saya dan berhadiah buat yang dapat koneksi gratis. hehe..

Dengan bangga mempersembahkan hasil dari sebuah konsep RT/RW Net.
Saat ini sudah mengudara dengan SSID/Nama Wifi :

Markas 21.Net Hotspot

Terlihat Sinyal Wifi di Laptop

Free tanpa biaya, tanpa security, tanpa halaman login dengan speed up to 153kbps per user.
Jangkauan sinyal masih sangat terbatas karena memang konsepnya adalah murni RT/RW jadi hanya kisaran RT/RW. Untuk yang mau mencoba silahkan gunakan peralatan wifi kalian ya. yang hobi nembak wifi jarak jauh juga diperbolehkan kok.

Status saat ini masih uji coba tahap pertama dengan segala keterbatasan alat, dana dan kemampuan mohon dimaklumi.

RT/RW Net

RT/RW Net

1. PENGERTIAN
RT/RW-Net adalah jaringan komputer swadaya masyarakat dalam ruang lingkup wilayah yang kecil, melalui jalur kabel atau Wireless 2.4 Ghz. RTRW Net merupakan salah satu bentuk komunikasi rakyat yang bebas dari undang-undang dan birokrasi pemerintah.
Istilah RT/RW-net pertama kali digunakan sekitar tahun 1996-an oleh para mahasiswa di Universitas Muhammadyah Malang (UMM), seperti Nasar, Muji yang menyambungkan kos-kos-an mereka ke kampus UMM yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan gateway Internet di ITB. Sambungan antara RT/RW-net di kos-kosan ke UMM dilakukan menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps. Hal tersebut, diutarakan oleh Bino, waktu itu masih bekerja di GlobalNet, secara bercanda para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan mereka RT/RW-net karena memang di sambungkan ke beberapa rumah di sekitar kos-kosan mereka.

2. KONSEP
Konsep RT-RW-Net sebetulnya sama dengan konsep Warnet. Pemilik RT/RWNet akan membeli atau menyewa bandwith dari penyedia internet / ISP (Internet Service Provider) misalkan Telkom, Indosat atau Indonet, lalu dijual kembali ke pelanggan. Yang membedakan antara Warnet dengan RTRW Net adalah tempat pelanggan berada. Pelanggan RTRW Net menggunakan internet di rumah masing-masing, tidak di tempat RTRWNet tersebut berada.
Apakah RT/RW Net ini Murah ? Jawabanya adalah iya. Sebagai contoh, misalkan kita berlangganan Speedy untuk paket 1024Kb yang harganya Rp. 700 ribuan/perbulan, kemudian dishare untuk 10 orang, maka dalam sebulan setiap orang hanya akan membayar kurang lebih 70 ribu rupiah untuk akses internet berkecepatan up to 1024Kbps. Biaya tersebut tentu sangat murah karena pelanggan akan bebas menggunakan internet selama 24 jam sehari selama sebulan penuh.
Andaikan biaya tersebut dibulatkan menjadi 100 ribu/bulan//pelanggan -sebagai tambahan untuk biaya listirk dan perawatan peralatan, misalkan- maka sama artinya dengan setiap pelanggan hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp.3.300,-/hari atau Rp.138,-/Jam. Bandingkan dengan biaya akses internet di warnet……

3. TUJUAN
Tujuan terpenting dalam pembangunan RTRW Net ini adalah Turut serta dalam pengembangan internet murah di masyarakat serta Membangun komunitas yang sadar akan kehadiran Teknologi Informasi dan Internet

Sejarah Internet Indonesia:Pembebasan Frekuensi 2.4Ghz

Sejarah Internet Indonesia : Pembebasan Frekuensi 2.4Ghz

Contents


Cuplikan Perjuangan Pembebasan Frekuensi 2.4GHz

Pada saat tulisan ini anda baca, barangkali Internet menggunakan radio merupakan hal yang wajar-wajar saja bagi sebagian besar bangsa Indonesia. Anda akan cukup kaget melihat bahwa hal ini akan bertolak belakang sekali dengan kenyataan di luar negeri. Tidak banyak negara di dunia yang mampu untuk mengimplementasi Internet wireless skala besar seperti di Indonesia dengan kecepatan pembangunan sekitar 2000 node baru setiap bulan di tahun 2005.

Menyebarkan Ilmu Internet Murah

Semua ini merupakan hasil sebuah proses panjang mendidik banyak rekan-rekan di Indonesia untuk mampu membuat infrastruktur Internet & telekomunikasinya tanpa banyak di bantu pemerintah, tanpa utangan Bank Dunia, tanpa utangan IMF. Bahkan sialnya lebih banyak di kejar-kejar aparat, polisi dan di ambil peralatannya karena memang pada awalnya sebelum tanggal 5 January 2005, sebagian besar pengguna Internet Wireless di Indonesia memang mencuri frekuensi dan menggunakannya tanpa ijin dari pemerintah sama sekali.
Bahu membahu para pejuang Wireless Internet mengadakan workshop-workshop terutama di organize oleh Michael Sunggiardi & rekan-rekan di tahun 2000-an. Michael Sunggiardi dan Onno W. Purbo berkeliling lebih dari 30 kota dalam waktu beberapa bulan dengan di sponsori oleh banyak vendor seperti Corexindo, Compex, Planet dll. Rekan-rekan APJII di bawah pimpinan Heru Nugroho waktu itu juga cukup aktif, dengan meminjan fasilitas yang ada di PT IDC di bawah pimpinan Ibu Aie & Johar Alam, workshop wireless, workshop VoIP dilakukan.
Proses pemandaian dilakukan dengan banyak cara, baik itu seminar, workshop, demo, juga menulis artikel, buku dan menyimpan berbagai file yang berguna di berbagai situs di Internet agar orang dapat mengambilnya secara gratis misalnya di:
Dengan menyebarnya pengetahuan kebanyak kalangan di Indonesia, secara perlahan tapi pasti massa pengguna Internet Wireless menjadi berkembang, walaupun kita semua tahu bahwa kita tidak mempunyai ijin menggunakan frekuensi 2.4GHz.

Akhir 2000 Keputusan DIRJEN POSTEL Tentang Internet Wireless

Akhirnya di akhir tahun 2000, keluarlah Keputusan DIRJEN POSTEL 241/2000 tentang penggunaan bersama (sharing) pita frekuensi 2400-2483.5 MHz antara Wireless LAN akses Internet bagi pengguna di luar gedung (outdoor) dan Microwave Link yang di tanda tangani oleh DIRJEN POSTEL Djamhari Sirat. KEPDIRJEN ini tampak sudah di draft dari DIRJEN POSTEL sebelumnya Sasmito Dirjo.
Bertumpu pada keputusan DIRJEN POSTEL 241/2000, bulan Februari 2001, Balai Monitoring frekuensi radio di berbagai kota mulai melakukan sweeping terhadap para pembangkang & pejuang Internet Indonesia. Korban pun berjatuhan, beberapa rekan harus merelakan alat-nya di sita oleh oknum Balai Monitoring & Polisi. Memang sebuah perjuangan akan makan korban yang tidak sedikit bagi pelakunya.

Maret 2001 Onno W. Purbo Mengundurkan Diri Dari POSTEL

Sampai dengan tanggal 18 Agustus 2005 Onno W. Purbo menepati janji-nya & tidak menginjak kaki-nya ke kantor POSTEL, walaupun sejak tanggal 5 January 2005 Onno W. Purbo sudah dapat menginjak kaki ke POSTEL karena akhirnya rakyat Indonesia telah merdeka untuk menggunakan frekuensi 2.4GHz berdasarkan KEPMENHUB No. 2/2005 yang di tanda tangani oleh Hatta Rajasa.

2001 Terbentuk INDOWLI

Pertempuran semakin memuncak, pada tanggal 10 November 2001 Asosiasi para pengguna Wireless Internet, yang kemudian di kenal dengan sebutan INDOWLI, di bentuk di acara seminar acara seminar & workshop implementasi wireless data network untuk jaringan teknologi informasi di Indonesia dengan sub topic kerangka infrastruktur pembentukan masyarakat berbasis teknologi informasi di Indonesia di Malang, yang di pimpin oleh rekan M. Shalahuddin, yang lebih di kenal sebagai Didin atas dorongan dari Lendy Widayana Pada waktu itu berkumpul banyak rekan, termasuk, Agus Sutandar, Michael Sunggiardi, Barata, Didin, Yohanes Sumaryo dan banyak lagi, kami sepakat membentuk sebuah organisasi untuk menaungi para pengguna Wireless Internet di Indonesia.
Ketua pertama INDOWLI adalah Barata. Barata yang kemudian hari banyak melakukan lobby ke pihak regulasi dalam hal ini POSTEL untuk berusaha membebaskan frekuensi 2.4GHz.
Perjuangan terus berlanjut, mailing list tempat diskusi secara elektronik menjadi medan perang dan koordinasi sambil menyebarkan ilmu pengetahuan agar rekan-rekan semua dapat belajar satu dengan yang lain. Mailing list yang paling dominan dalam proses perjuangan Internet Wireless di Indonesia adalah INDOWLI@yahoogroups.com.
Di akhir tahun 2005, massa pelanggan mailing list INDOWLI@yahoogroups.com termasuk besar dan lebih dari 4000 pelanggan. Setelah Merdeka, di pertengahan tahun 2006, total pelanggan mailing list INDOWLI@yahoogroups.com dan INDOWLI@groups.or.id melebihi 7000 pelanggan. Di awal tahun 2010, telah lebih dari 8000 anggota.

2002-2003 Sweeping Internet Wireless

Tahun 2002, kembali terjadi peningkatan sweeping aparat terhadap rekan-rekan pengguna 2.4GHz, VoIP dll. INDOWLI melayangkan surat protesnya tertanggal 8 Mei 2002 yang ditanda tangani oleh Barata Wardana dan Yohanes Sumaryo. Akhirnya pada tanggal 14 Juni 2002, Onno W. Purbo melayangkan surat cinta kepada para pemimpin negeri ini & tentunya tidak di tanggapi karena memang Onno W. Purbo hanya rakyat biasa-biasa saja, sehingga suaranya tidak perlu di perhatikan. Salinan surat dari INDOWLI maupun surat dari Onno W. Purbo kepada para pemimpin negeri ini terlampir.
Pada tanggal 30 Desember 2003 kembali POSTEL membuat perang urat syaraf dengan menayangkan iklan / advetorial di media KOMPAS yang berjudul "Pemanfaatan Pita Frekuensi Radio 2.4GHz untuk Keperluan Internet".Pada dasarnya advetorial POSTEL berargumentasi bahwa kebijakan POSTEL memihak pada rakyat Indonesia.
Onno W. Purbo-pun naik pitam dan menulis artikel sanggahan yang di terbitkan di media massa Indonesia. Naskah asli artikel sanggahan berjudul "POSTEL harus mundur, rapor anda merah berdarah!!" di terbitkan oleh beberapa media nasional pada bulan January 2004.

2003 Indonesia menjadi contoh dunia untuk Internet murah

Di World Summit on Information Society (WSIS) Geneve Geneve 9-12 Desember 2003, banyak rekan-rekan negara lain terkagum, terinspirasi pengalaman Indonesia yang real di lapangan, bertumpu swadana & swadaya masyarakat, praktis hampir tidak di danai oleh pemerintah sama sekali. Alhamdullillah, tidak menambah utangan negara ke World Bank dan IMF. Bahkan masyarakat melakukan investasi sendiri infrastruktur informasinya, yang mereka juluki "RebelNet" the Indonesian community based infrastructure.

Akhir 2004 Persiapan Kemerdekaan Frekuensi 2.4GHz

Proses pembuatan naskah regulasi / peraturan pembebasan 2.4GHz cukup alot. Perdebatan panjang sepanjang tahun 2004 terjadi di mailing list regulasi-POSTEL@yahoogroups.com, INDOWLI-formatur@yahoogroupscom, dan INDOWLI@yahoogroups.com, membahas detail naskah peraturan, keputusan menteri untuk kebebasan 2.4GHz. Beberapa workshop dan diskusi terbuka di gelar sebagai ajang interaksi antara regulator dan para pelaku lapangan. Rekan-rekan APJII di pimpin oleh Heru Nugroho dan rekan-rekan INDOWLI seperti Barata dan Didin sangat fasilitatif dalam melakukan proses interaksi antara regulator dan pelaku lapangan.
Tekanan menjadi sangat besar setelah PEMILU 2004, terutama karena adanya tekanan publik untuk mengevaluasi kinerja kabinet selama awal 100 hari dalam kekuasaan.
Pada awal Kabinet hasil PEMILU 2004, POSTEL masih berada di bawah naungan Departemen Perhubungan yang di komandani oleh Hatta Rajasa. Hatta Rajasa tampaknya cukup pandai untuk melihat kebutuhan masyarakat telekomunikasi dan Internet di Indonesia. Hatta Rajasa tampaknya memaksa kepada POSTEL untuk menyelesaikan draft Keputusan Menteri 2.4GHz.

Januari 2005 Merdeka!

Akhirnya, pada tanggal 5 Januari 2005, di tanda tangani Keputusan Menteri No. 2 / 2005 tentang Wireless Internet di 2.4GHz oleh Hatta Rajasa. KEPMEN 2/2005 pada prinsipnya membebaskan ijin penggunaan frekuensi 2.4GHz dengan syarat, antara lain,
  • maksimum daya pancar 100mW
  • EIRP maksimum 36dBm
  • semua peralatan yang digunakan telah di sertifikasi.
Semua perjuangan merupakan bagian dari proses membuat bangsa ini menjadi lebih baik, tidak ada perjuangan yang tidak membawa korban, minimal korban waktu di para pelakunya. Banyak pengorbanan material yang terjadi, beberapa rekan bahkan berkorban jiwa-nya terjatuh dari tower pada saat menginstalasi peralatan.
Kita sering tidak sadar bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa paling besar di dunia yang telah mengembangkan Internet wireless secara massal. Bangsa lain, terutama negara berkembang di Afrika & Asia banyak belajar ke bangsa Indonesia.
Walaupun di tahun 2006, bangsa Indonesia telah menikmati sedikit kemerdekaan dalam menggunakan frekuensi 2.4GHz. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus di kerjakan, terutama, membebaskan frekuensi 5-5.8GHz, membebaskan Internet Telepon, membebaskan RT/RW-net dan masih banyak lagi.

Harapan

Alangkah indahnya jika kita dapat melihat 220.000 sekolah & 45 juta siswa Indonesia terkait ke Internet. Bukan mustahil pada saat hal ini terjadi, bangsa ini menjadi bangsa besar, lebih besar dari Malaysia & Australia yang hanya memiliki 20 juta jiwa.
Semoga dengan semakin bebasnya Internet di Indonesia, bangsa ini dapat berkiprah dari kekuatan otak-nya bukan sekedar otot-nya saja. Bahasa keren-nya adalah melihat "Knowledge Based Society" di Indonesia.
Paling tidak cuplikan sejarah ini dapat memberikan nuansa bagi para penerus bangsa Indonesia, bahwa apa yang mereka peroleh merupakan hasil jerih payah banyak pendahulunya. Semoga tidak di sia-siakan & menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar.

Salinan Surat dan artikel terkait

Pengakuan Internasional

Pranala Menarik

Markas 21 > ??

Markas 21
..


    Hmmm, nama yang unik bukan? sebenernya pemilihan nama memang hal yang sulit tetapi akhirnya saya memutuskan nama ini untuk menjadi nama yang tepat.
   Dari mana nama ini berasal dan apa filosofinya? markas menurut kamus besar bahasa indonesia adalah tempat kedudukan pemimpin tentara (pandu, badan perjuangan, dsb).  Tetapi disini bagi saya pribadi lebih berarti adalah sebagai sebuah 'markas' dimana saya memiliki tempat kontrol/pusat kontrol dari 'alat-alat tempur' saya dan bagi yang lainnya mungkin bisa menjadi tempat nongkrong tempat kongkow untuk ber internet ria dan menjadi naungan dengan harga yang terjangkau untuk semuanya.
Lalu apa arti angka 21 dibelakangnya? itu merupakan angka yang spesial bagi saya dan kita cukup berpedoman pada hal itu saja.

    Blog ini tercipta untuk menjadi wadah penuangan catatan/ide kreasi yang ada dibenak saya yang dirangkum dari berbagai sumber. Insyaallah selalu saya sempatkan untuk menyertakan sumber informasinya. dan juga sebagai media promosi nanti kedepannya.
Lalu pertanyaan berikutnya, mau dibawa kemana ini mas? warnet? rt/rw net? atau..?

    Sejatinya, ini merupakan penyaluran hobi semata saja. Saya sendiri bukanlah individu yang berlatar belakang dari dunia IT tetapi memiliki hobi di bidang ini semenjak kecil.
RT/RW Net ataupun Warnet tentu adalah penyaluran hobi yang menggiurkan untuk dicoba dengan iming-iming omset untuk pemasukan tambahan. Tetapi tentu saja tidak semudah itu karena diperlukan perencanaan yang matang, prinsip pengelolaan dan juga tentu modal yang cukup lumayan, belum lagi proses perijinan yang berlibet di negeri tercinta ini.
  

  Kita lihat saja nanti ya bagaimana kedepannya, apakah blog ini terhenti sampai disini saja atau berlanjut lagi.